IQNA

Surah-Surah Alquran/ 25

Logika Para Nabi dalam Surah Asy-Syu’ara

8:31 - August 20, 2022
Berita ID: 3477186
TEHERAN (IQNA) - Banyak nabi yang telah dipilih oleh Allah swt untuk membimbing manusia, namun ada banyak kesulitan yang terjadi di jalan ini, diantaranya adalah orang yang dijangkiti dosa dan kesesatan tidak mudah menerima untuk mereka perbaiki jalannya. Namun kecongkakan-kecongkakan tersebut tidak menimbulkan gangguan atau penyimpangan dalam logika para nabi.

Surah kedua puluh enam Alquran disebut Asy-Syu’ara. Surah ini, yang merupakan salah satu surah Makkiyah, adalah surah ke empat puluh tujuh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (saw). Surah ini, yang memiliki 227 ayat, berada di juz 19.

Dinamakan surah ini dengan Asy-Syu’ara karena berbicara tentang para penyair dalam ayat 224 sampai 227. Dalam ayat-ayat ini, dikemukakan ucapan para penyair sia-sia, tanpa komitmen dan tanpa tindakan, dan di sisi lain, memuji para penyair mukmin dan mengingat Allah swt. Dari sudut pandang ini, syair adalah alat untuk mengutarakan isi dan memberikan arahan kepada masyarakat serta menggunakannya di jalan komitmen dan iman.

Menurut pandangan Allamah Thabathabai, tujuan utama surah adalah untuk menghibur Nabi terhadap pendustaan mayoritas umatnya tentang kitab suci (Alquran) dan tuduhan-tuduhan seperti kegilaan dan syair sedih, dan juga dengan menjelaskan kisah-kisah para nabi sebelumnya dan mengingatkan tentang akhir dari musuh-musuh mereka, mengingatkan para pengingkar untuk mengambil pelajaran dari nasib mereka.

Surah Asy-Syu’ara berkaitan dengan kebangkitan para Nabi dari Nabi Nuh (as) hingga Nabi Muhammad (saw) dan mengingatkan akhir dari musuh-musuh mereka serta lebih menekankan pada prinsip-prinsip keyakinan, tauhid, hari kebangkitan, seruan para nabi dan kepentingannya dari Alquran. Tujuan utama surah Asy-Syu’ara adalah untuk menghibur Nabi terhadap pendustaan dan tuduhan-tuduhan kaumnya.

Dalam surah ini, disebutkan beberapa percakapan para nabi dengan kaumnya sebagai contoh, seperti percakapan Nabi Ibrahim dengan Azar dan kaumnya, percakapan Nabi Nuh dengan kaumnya, percakapan Nabi Hud dengan kaumnya, percakapan Nabi Saleh dengan kaum Tsamud, percakapan Nabi Luth dengan kaumnya, percakapan Nabi Syu’aib dengan para sahabatnya. Poin yang luar biasa dari percakapan ini adalah bahwa orang-orang mengabaikan kata-kata nabi mereka dan masing-masing dari mereka mendapatkan azab Ilahi.

Dengan melihat konsep yang disebutkan dalam surah Asy-Syu’ara, surah ini dapat dibagi menjadi tiga bagian:

Bagian pertama menjelaskan keagungan Alquran dan menghibur Nabi terhadap desakan dan tatapan orang-orang musyrik, mengisyaratkan tanda-tanda tauhid dan menjelaskan sifat-sifat Allah.

Bagian kedua menceritakan bagian-bagian dari sejarah dan perjuangan para nabi dan mengisyaratkan argumen-argumen para pengingkar para nabi serta kesamaannya dengan argumen para pendusta Nabi Muhammad saw dan akhirnya menjelaskan akibat para pengingkar para nabi terdahulu.

Bagian ketiga adalah bagian kesimpulan dari bagian sebelumnya, nasehat kepada Nabi tentang cara menyerukan Islam dan berurusan dengan orang-orang yang beriman, menghibur Nabi dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman. (HRY)

 

berita-berita terkait
captcha