Bermusyawarah; Salah Satu Kriteria Seorang Mukmin
Surah ke-42 Alquran adalah Asy-Syura. Surah yang terdiri dari 53 ayat ini berada di juz dua puluh lima. Asy-Syura, yang merupakan surah Makkiyah, adalah surah enam puluh dua yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (saw).
Alasan penamaan surah ini sebagai Asy-Syura adalah penggunaan kata ini sebagai salah satu atribut orang beriman di ayat 38. Disebutkan dalam ayat ini:
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Tema sentral dan tujuan utama surah Asy-Syura adalah masalah wahyu, dan penjelasan ayat-ayat tauhid dan sifat-sifat orang beriman dan kafir serta bagaimana mereka akan dibangkitkan adalah beberapa tujuan lain dari surah ini.
Menasihati Rasulullah saw agar tetap teguh dalam mendakwahkan agama, menyeru manusia kepada Allah, persatuan agama-agama samawi, melarang umat dari perpecahan dan perbedaan dalam agama Allah, memaafkan kesalahan orang lain dan mengatasi amarah adalah beberapa di antara topik lain dari surah ini.
Dalam surah Asy-Syura, topik-topik seperti masalah tauhid, hari kebangkitan, taubat, penerimaan tobat oleh Allah, dan perintah untuk berkonsultasi dan bekerja sama dalam urusan masyarakat dan pemerintahan juga disebutkan.
Topik surah ini dapat dibagi menjadi empat bagian:
Bagian pertama, yang merupakan bagian terpenting dari surah ini, adalah tentang wahyu dan komunikasi Tuhan dengan para nabi. Masalah ini dapat dilihat di semua bagian surah Asy-Syura. Dimulai dengan topik ini dan diakhiri dengan masalah tersebut, dan topik terkait seperti Alquran, kenabian Nabi Islam (saw) dan awal misi sejak zaman Nuh (as) telah dibahas.
Bagian kedua mengacu pada alasan tauhid, dan tanda-tanda Tuhan di dunia ciptaan.
Bagian ketiga juga membahas masalah hari kebangkitan dan nasib orang-orang yang tidak percaya pada kebangkitan.
Dan terakhir, bagian keempat mengacu pada topik moral seperti ketekunan, taubat, pemaafan, kesabaran, dan menahan amarah, serta mengajak mereka dan melarang sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti keras kepala, keduniawian, dan kesombongan. (HRY)
