IQNA melaporkan dilansir dari Aljaeera, dalam sebuah laporan yang dikutip oleh surat kabar Prancis Le Monde berjudul "Kehidupan sehari-hari dan kerja keras putri-putri Turki yang akan menjadi penghafal Alquran di masa depan", mengupas sekolah-sekolah Alquran di Turki.
“Sekolah-sekolah Alquran perempuan berkembang di Turki, sebuah tempat di mana anak perempuan menimba ilmu di asrama jauh dari keluarga mereka dan belajar membaca dan menghafal surah-surah Alquran dan ajarannya dengan harapan suatu hari mereka akan menghafal seluruh Alquran,” kata laporan itu.
Menurut laporan tersebut, pelajar perempuan antara usia 8 - 17 menghabiskan sekitar tiga sampai empat tahun hidup mereka untuk menghafal Alquran di sekolah-sekolah Alquran.
Marie Gigo, penulis laporan untuk surat kabar Prancis Le Monde, mengatakan bahwa putri remaja yang belajar membaca Alquran dengan pakaian Islami juga memiliki waktu luang dan menganggap kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masa-masa tersebut perlu dalam mengemban tanggung jawab besar menghafal Alquran yang telah mereka jalani, karena jadwal harian mereka adalah menghafal dan mengaji dari jam 5 pagi sampai jam 9 malam.
“Sekolah-sekolah Alquran telah berkembang selama 20 tahun terakhir atas inisiatif Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang ingin meningkatkan generasi religius,” kata Le Monde.
Surat kabar Prancis menambahkan, Presiden Turki terus-menerus berusaha melanjutkan revolusi budayanya, yaitu gaya hidup saleh, dan pemerintah mendukung proyek ini.
Menurut Administrasi Urusan Agama Turki, pada tahun 2002 jumlah sekolah Alquran di Turki mencapai 1.699; tetapi pada tahun 2020, jumlah itu telah berkembang menjadi 18.675 sekolah, dan 15.000 siswa Turki lulus dari sekolah Alquran setiap tahun.
Populasi Turki adalah sekitar 84 juta, 99,8% di antaranya adalah Muslim. Surat kabar Prancis menambahkan, di sisi lain, menghafal Alquran meningkatkan nilai kemanusiaan, dan begitu seseorang disebut sebagai penghafal Alquran, dia layak dihormati. (hry)