IQNA

Akar Diterimanya Ritual Ramadan oleh Non-Muslim di Seluruh Pelosok Dunia

18:40 - March 23, 2024
Berita ID: 3479811
IQNA - Dalam beberapa tahun terakhir, penerimaan non-Muslim untuk menghadiri acara buka puasa dan perayaan-perayaan Ramadan telah menarik perhatian para sosiolog sebagai sebuah fenomena yang sedang berkembang.

Menurut Iqna mengutip Deutsche Welle (DW), dalam beberapa tahun terakhir, penerimaan non-Muslim untuk menghadiri acara buka puasa dan perayaan bulan suci Ramadan meningkat di negara-negara Islam dan non-Islam.

Non-Muslim, mulai dari Hindu, Kristen, dan Yahudi hingga penganut agama dan ritual lain, menghadiri jamuan buka puasa umat Islam dan terkadang berpuasa serta menyiapkan makanan untuk puasa umat Islam.

Dalam laporannya, Deutsche Welle menyelidiki penyebab fenomena sosial tersebut, yang dapat Anda baca di bawah ini:

Beberapa non-Muslim, khususnya Kristen di negara-negara Timur Tengah, bergabung dengan umat Islam dalam merayakan Ramadan; Di negara-negara barat, kehadiran non-Muslim dalam acara Ramadan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Apa maksud dari fenomena ini?

ریشه‌های استقبال غیرمسلمانان از آیین‌های رمضان در گوشه و کنار جهان

Kesempatan untuk mempererat persahabatan

Banyak umat Islam yang mungkin tidak memiliki keberanian seperti Kholoud Khardoum, seorang penulis Irak yang mengatakan, "Tidak semua hal tentang Ramadan adalah soal agama."

Dalam wawancara dengan Deutsche Welle, Kholoud, 53 tahun, menambahkan bahwa bulan Ramadan di dunia dapat dikaitkan dengan suasana dan tradisi di mana masyarakat berkumpul. Masyarakat di berbagai wilayah Irak dengan keragaman etnis dan kelompok mazhab berbeda merayakan bulan Ramadan. Ramadan merupakan kesempatan sosial untuk berkumpul, terutama di jamuan buka puasa.

“Kadang-kadang orang Kristen membuat manisan dan mengirimkannya ke tetangga Muslim mereka. Terkadang Muslim dan Kristen berpuasa bersama. Ramadan adalah kesempatan untuk berbagi tradisi dan memperkuat persahabatan dan hidup berdampingan,” imbuh Kholoud.

Ramadan, manifestasi koeksistensi antar umat beragama

ریشه‌های استقبال غیرمسلمانان از آیین‌های رمضان در گوشه و کنار جهان

Rita, seorang wanita muda Kristen Lebanon yang tinggal di Beirut, berpuasa beberapa hari di bulan Ramadan. Dia berkata: “Saya seorang Kristen, tetapi saya mempunyai banyak teman Muslim sejak saya masih muda. Saya sangat tertarik dengan agama lain.”

Ramadan di negara-negara Barat

Mengingat sebagian besar negara di Timur Tengah berpenduduk mayoritas beragama Islam, maka mungkin non-Muslim di Timur Tengah merayakan Ramadan adalah hal yang lumrah, namun yang menarik adalah sebagian non-Muslim di negara-negara Barat yang mayoritas beragama Kristen juga ikut merayakan Ramadan.

Tahun lalu, London menjadi kota besar Eropa pertama yang merayakan Ramadan.

Di Austria, lebih dari seribu orang berkumpul minggu ini untuk berbuka puasa di kota Carinthia, di mana semua lapisan masyarakat diundang untuk mengambil bagian dalam apa yang disebut “buka puasa bersama”. Undangan ini tidak terbatas pada anggota yang beragama Islam, namun non-Muslim juga diundang. Penyelenggara Grup Iftar menekankan bahwa acara ini menarik lebih banyak orang setiap tahunnya.

Beberapa pengamat mengatakan bahwa sifat komersial Ramadan telah berkontribusi terhadap popularitas Ramadan di seluruh dunia, karena umat Islam menghabiskan lebih banyak uang pada bulan ini dibandingkan bulan-bulan lainnya dalam setahun. Biaya bulan suci Ramadan saja di Timur Tengah mencapai hampir 60 miliar dolar pada tahun lalu.

ریشه‌های استقبال غیرمسلمانان از آیین‌های رمضان در گوشه و کنار جهان

Meningkatkan rasa memiliki terhadap masyarakat

Dr Esther Miriam Wagner mengatakan para peneliti telah mengamati bahwa generasi baru Muslim di Prancis merasa mereka dapat menjalankan ritual Islam dengan lebih mudah.

Farid Hafez mengatakan bahwa umat Islam yang tumbuh dalam budaya mayoritas Kristen memandang bahwa merayakan Ramadan berarti menjadi bagian dari masyarakat. Ia  menambahkan, merayakan Ramadan di ruang publik merupakan bentuk pengakuan bahwa ritual ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat.

ریشه‌های استقبال غیرمسلمانان از آیین‌های رمضان در گوشه و کنار جهان

Dr Esther Miriam Wagner juga menyatakan bahwa non-Muslim melihat Ramadan sebagai alasan keberagaman dan menambahkan: Masyarakat yang memiliki keragaman budaya dan agama melihat bahwa keberagaman ini adalah fondasi kemakmuran dan vitalitas yang lebih besar serta merupakan tanda bahwa masyarakat mereka menjadi lebih adil. (HRY)

 

4206740

Kunci-kunci: Akar ، ritual ، ramadan ، Non-Muslim
captcha