IQNA

Pengetahuan Alquran/ 7

Hubungan antara Keteguhan (Memikul Duka dan Kesedihan) dan Religiusitas

15:43 - November 29, 2022
Berita ID: 3477667
TEHERAN (IQNA) - Kehidupan manusia penuh dengan tantangan yang tak terduga. Setiap manusia dalam situasi dan posisi apa pun menghadapi banyak kesulitan dan masalah pribadi, keluarga, dan sosial, tetapi tidak semua manusia memiliki tingkat keteguhan yang sama terhadapnya.

Emosi negatif adalah salah satu emosi terpenting yang kita hadapi dan telah membebankan biaya besar pada individu dan keluarga di seluruh dunia. Kesedihan, depresi, dan kecemasan dapat disebutkan di antara emosi negatif.

Jika kita ingin membahas masalah apa yang menyebabkan kita merasa menyesal dan sedih, kami tampaknya memiliki reaksi serupa terhadap peristiwa negatif atau situasi sulit. Misalnya, kita merasa sedih saat kehilangan sesuatu, dan kesedihan ini bisa menjadi begitu kuat sehingga menguasai hidup kita dan memengaruhi kinerja kita.

Terkadang rasa takut menguasai kita dan kita khawatir tidak mencapai tujuan favorit kita. Kita merasa sedih ketika hak-hak kita dirampas oleh orang-orang yang menguasai kita, baik itu penguasa maupun orang-orang di sekitar kita.

Kita tidak bisa hidup dalam situasi di mana kita tidak memiliki masalah dan tidak menghadapi tantangan apapun. Bahkan orang terdekat pun bisa saja melakukan sesuatu yang tidak kita duga dan itu tidak menyenangkan bagi kita. Sudah menjadi kenyataan hidup bahwa kesedihan dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan dan kehidupan dunia ini tidak lepas dari kesedihan. Biasanya kesedihan lebih panjang dan kegembiraan lebih pendek dan ini adalah tabiat kehidupan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para psikolog, hubungan antara kesehatan mental dan nilai-nilai merupakan hubungan yang langsung. Nilai memberi tahu kita seberapa besar kita bisa memikul kesedihan. Oleh karena itu, penahanan terhadap tekanan dan kesulitan tergantung pada sistem nilai kita. Oleh karena itu, dengan meningkatkan nilai dasar, para psikolog berusaha meningkatkan penahanan manusia terhadap tekanan dan ketidaknyamanan.

Hubungan antara kesehatan mental, agama dan hubungan dengan Tuhan sangat penting dalam konteks ini, jika hubungan ini dikaitkan maka penahanan manusia dan pemecahan masalah menjadi kuat. Juga, hubungan dengan Tuhan memberikan jalan keluar dari kesedihan dan jalan menuju pengharapan.

Masalah lainnya adalah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kerugian dan kesedihan, di antaranya kita dapat menyebutkan "setan" dan pikiran negatif setan yang telah menyusup ke dalam hati kita. Ketika kita sedih dan berduka karena hubungan kita dengan Tuhan terputus, dalam situasi seperti itu, terbukalah jalan bagi setan untuk masuk dan dia mengubah mentalitas kita dengan pikiran dan pesannya; sebagaimana dinyatakan dalam Alquran:

الشَّیطانُ یعِدُکمُ الفَقرَ وَیأمُرُکم بِالفَحشاءِ  وَاللَّهُ یعِدُکم مَغفِرَةً مِنهُ وَفَضلًا وَاللَّهُ واسِعٌ عَلیمٌ

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)

 

captcha